Crab Mentality : Jika Aku Tidak Dapat Memilikinya, Kamu Pun Tidak Bisa

Crab Mentality : Jika Aku Tidak Dapat Memilikinya, Kamu Pun Tidak Bisa
Photo taken from wechoiceblogger.com

Pernahkah kalian menonton aksi jenaka Mr. Krabs dan Plankton di serial Spongebob Squarepants?

Mereka seringkali berselisih tiada hentinya memperebutkan resep rahasia krabby patty. Menjatuhkan satu sama lain supaya kesuksesan kompetitornya meredup.

Ternyata, tingkah jenaka mereka untuk saling menjatuhkan satu sama lain ini benar-benar terjadi di dunia nyata loh! Bahkan, fenomena ini memiliki sebutan yang menyerupai dengan nama Mr. Krabs, yaitu Crab Mentality.

Jadi penasaran kan, yuk disimak bersama penjelasan berikut ini ya.

Awal Mula Lahirnya Istilah Crab Mentality

Istilah yang disebut dengan Crab Mentality ini terlahir bukan karena terinspirasi dari Mr. Krabs yang terkenal pelit, tapi disebabkan perilaku 'Mr. Krabs' di dunia nyata alias kepiting yang ternyata dikenal memang mau menangnya sendiri.

Jika kalian menangkap sejumlah kepiting dan diletakkan di dalam sebuah ember, maka kalian akan melihat mereka saling menjatuhkan satu sama lain agar bisa keluar dari ember tersebut.

Perilaku unik kepiting di dalam ember inilah yang memunculkan istilah Crab Mentality.

Fenomena inilah yang kemudian memberi inspirasi kepada Ninotchka Rosca (seorang penulis yang berasal dari Filipina) untuk menggunakan istilah Crab Mentality sebagai analogi dari perilaku manusia yang iri dan berupaya menghalangi keberhasilan orang lain.

Photo by Yan Krukov on Pexels

Mereka yang memiliki Crab Mentality akan cenderung memiliki kerentanan terhadap perasaan tidak berharga/harga diri rendah, bersikap overcompetitive/overproductive dan tidak percaya diri/bahkan menjadi terlalu percaya diri.

Tidak hanya itu, mereka juga dihantui perasaan cemas di setiap waktu, takut mengalami kegagalan, kecewa ketika melihat orang lain berhasil dan sangat mungkin berakhir untuk melakukan sabotase pada keberhasilan orang lain.

Ngeri ya? Mereka yang memiliki Crab Mentality, secara tidak sadar akan menerapkan motto hidup,

Jika aku tidak dapat meraih/memilikinya, kamu pun tidak bisa meraih/memilikinya.

Mengapa seseorang dapat memiliki Crab Mentality?

Photo by Patrick Case on Pexels

Crab Mentality muncul pada diri seseorang tidak secara tiba-tiba, sifat kompetitif yang sangat kuat untuk menjadi yang terbaik adalah latar belakang mengapa mentalitas ini dapat muncul dalam diri kita.

Ya, memang sifat kompetitif tidak selalu buruk. Terkadang hal ini dapat membuat kita melampaui batasan diri untuk menjadi orang yang lebih baik.

Sayangnya, sikap kompetitif yang terlewat batas, memunculkan rasa iri hati dengan keberhasilan yang dicapai oleh orang lain.

Alhasil, niatan untuk melakukan sabotase akan keberhasilan orang lain pun akan muncul dalam benak pikiran orang dengan Crab Mentality.

Ia akan menghalalkan segala cara agar si 'kompetitor' ini akan ikut jatuh bersama dengan dirinya.

Bahkan dalam kasus yang lebih berat, mereka  dengan Crab Mentality ini akan terlalu fokus pada usahanya menjatuhkan orang lain daripada menjadikan dirinya layak untuk meraih keberhasilan.

Karakteristik orang dengan Crab Mentality

Jika sebelumnya kita sudah membahas awal mula dan alasan terjadinya Crab Mentality, sekarang waktunya kita untuk mengenali orang-orang dengan mentalitas seperti ini. Yuk perhatikan sejumlah karakteristik di bawah ini!

Orang dengan fixed mindset

Fixed mindset itu tidaklah selalu buruk, namun mereka dengan pola pikir seperti ini memang rentan memiliki sudut pandang yang sangat terbatas.

Terlalu puas dengan kemampuan/pencapaian dirinya saat ini akan membuat seseorang berhenti untuk mengembangkan diri menjadi individu yang lebih baik.

Jadi, alih-alih melakukan pekerjaan yang menantang dan memajukan diri, mereka secara alami akan bermain 'aman', bahkan cenderung menarik orang lain ke bawah agar dirinya berada 'tetap di atas'.

Merasa 'si paling hebat, si paling jago'

Orang dengan Crab Mentality seringkali terlalu percaya diri dan bangga pada dirinya sendiri.

Tidak jarang mereka juga memperlakukan orang lain sebagai makhluk yang lebih yang rendah daripada dirinya.

Tidak heran, disaat ada orang lain yang meraih keberhasilan lebih cepat daripada dirinya maka ia akan merasa terkejut dan segera mengambil persiapan untuk melakukan misi sabotase.

Risih melihat kemajuan dan keberhasilan orang lain

Siapa di sini yang sering nyinyirin public figure di media sosial? Lihat orang posting keberhasilannya, otomatis langsung dikomentari negatif (pakai 2nd account lagi ngomentarinnya, duh).

Jika kamu atau orang di sekitarmu sering melakukan hal ini, berarti ada indikasi dirinya memiliki bakat sebagai individu dengan Crab Mentality.

Sebab, keberhasilan orang lain terasa seperti penghinaan bagi dirinya. Alhasil jadilah manusia yang iri hati dan penuh dengan kedengkian.

Terlalu sering menghina daripada memberi apresiasi.

Jika perlu, mereka dengan Crab Mentality akan mencari berbagai cara untuk menjatuhkan 'lawannya' karena menganggap ini adalah pilihan tercepat bagi dirinya untuk terlihat lebih baik dibandingkan orang tersebut.

Sulit diajak bekerja sama.

Namanya juga orang dengan Crab Mentality, maunya menang sendiri. Kalau bisa, dirinya sendiri yang berada di puncak pencapaian.

Tidak heran jika orang dengan mentalitas seperti ini cenderung menolak untuk bekerja sama dengan orang lain.

Jika perlu, lakukan semuanya sendiri untuk keberhasilan diri sendiri dan bukan untuk orang lain.

Selain itu, adanya sikap skeptis berlebihan pada kemampuan orang lain dan perasaan 'rekan kerja itu sama dengan pesaing', membuat kosakata 'kerjasama' tidak ada dalam kamus kehidupan mereka.

Apakah orang di sekitar kamu memiliki karakteristik yang telah disebutkan atau mungkin justru kamu sendiri yang memiliki karakteristik itu?

Kalau ternyata ada, apa yang perlu dilakukan untuk mereduksi efek samping dari Crab Mentality?

Photo by Zen Chung on Pexels

Tips mereduksi efek samping dari Crab Mentality

Memiliki growth mindset

Growth mindset adalah pola pikir yang memandang bahwa kecerdasan dan kemampuan pada dasarnya dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Selama kita memiliki keinginan untuk memperbaiki diri sendiri menjadi individu yang lebih baik di masa depan, kita akan cenderung untuk berfokus meningkatkan kapasitas diri daripada menjatuhkan orang lain.

Berpikiran terbuka (open minded)

Di abad 21 ini, memiliki pikiran terbuka akan menjadi modalitas yang sangat penting untuk kita semua.

Sebab interaksi tak terbatas dengan berbagai macam orang yang berasal dari berbagai latar belakang akan membuat diri ini perlu melakukan 'kalibrasi'.

Alhasil, menerima kritik dan masukan bukanlah sesuatu yang akan membuat diri kita ini menjadi lebih hina daripada orang lain.

Bahkan mengakui keberhasilan orang lain akan membuat kita akan lebih mudah melakukan refleksi sehingga di masa mendatang tidak melakukan kesalahan yang sama (menjadi pribadi yang lebih baik lagi).

Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Setiap orang di dunia terlahir dengan privilege-nya sendiri. 

Akan memulai perlombaan kehidupan, dari garis start yang berbeda dan mengakhirinya di garis finish yang berbeda pula.

Sehingga, membandingkan pencapaian personal dengan orang lain merupakan tindakan yang sangat sia-sia untuk dilakukan.

Berfokuslah menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri dan jangan lupa untuk memberi manfaat kepada orang lain yang ada di sekitar kita.

Yakinilah jika setiap manusia memiliki definisi keberhasilan yang berbeda satu sama lain. Bahkan, bukan hanya definisi tapi waktu untuk meraih keberhasilan yang berbeda pula.

Dengan menyadari kedua hal tersebut kita akan terhindar dari keinginan impulsif untuk melakukan sabotase pada keberhasilan orang lain (bersikap layaknya seseorang dengan Crab Mentality).

Apa yang perlu dilakukan jika terindikasi memiliki Crab Mentality?

Jika kamu atau orang yang kamu kenal terindikasi memiliki Crab Mentality maka yang bersangkutan akan memiliki kerentanan terhadap sejumlah gangguan kesehatan mental.

Sebab Crab Mentality akan memberikan banyak efek samping dalam kehidupan sehari-harinya, seperti:

  • Perasaan tidak berharga,
  • Perasaan tidak berdaya,
  • Kepercayaan diri yang tidak objektif (underconfindence/overconfidence),
  • Mudah mengalami perubahan suasana emosi,
  • Selalu merasa takut akan kegagalan,
  • Kecemasan tidak terkendali di setiap waktu.

Sebagai langkah awal, lakukan sejumlah tips untuk mereduksi Crab Mentality seperti yang disampaikan sebelumnya.

Kerendahan hati dan penerimaan keberhasilan orang lain akan membuat kita semua terhindar dari mentalitas ini.

Jika ternyata kondisinya sudah sangat berat untuk diatasi, jangan ragu untuk menemui profesional kesehatan mental (psikolog, psikiater atau konselor) terdekat.

Jadwalkan konsultasi untuk mendapatkan insight terbaik yang dapat kamu lakukan saat menghadapi Crab Mentality.


Tulisan ini telah melalui proses editorial oleh tim psikolog Lumina Consulting dan telah layak untuk dipublikasikan kepada khalayak umum.

Penulis - Nanda Putri Adhiningtyas, M.Psi., Psikolog
Editor - Olaffiqih Wibowo, M.Psi., Psikolog