Is It Okay To Feel FOMO?

Is It Okay To Feel FOMO?
Photo by Keira Burton on Pexels

Saat ini dimana penggunaan media sosial dan teknologi sedang berkembang sangat pesat, FOMO (Fear of Missing Out) menjadi sebuah fenomena yang semakin umum untuk terjadi di sekitar kita bahkan seringkali dapat memicu stress pada diri pengidapnya.

So, is it okay to feel FOMO? Ya, FOMO itu wajar dan kamu juga bisa mengalaminya. Kok bisa gitu? Yuk disimak penjelasan berikut ini.

Asal Muasal FOMO

Sebenarnya, perasaan khawatir ketinggalan informasi di lingkungan sosial (FOMO) bukanlah hal baru.

Fun fact nya, FOMO adalah sesuatu yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Yang membuat FOMO berbeda pada saat itu dan saat ini adalah derajat kebutuhannya.

Di zaman dahulu kala, informasi yang beredar selama interaksi dan komunikasi sosial menjadi salah satu kunci untuk bertahan hidup di kerasnya dunia ini.

Photo by Julia Volk on Pexels

Saat seseorang dapat berinteraksi dengan manusia lain, ia akan memperoleh informasi yang dapat memastikan keberlangsungan hidup dirinya (contoh: memperoleh informasi mengenai sumber air dan makanan, tips & trik bertahan hidup, informasi mengenai ancaman dari luar).

Sebaliknya, apabila seseorang tidak dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, otomatis dirinya akan ketinggalan informasi yang mungkin penting untuk keberlangsungan hidupnya.

Tidak heran jika ketinggalan informasi akhirnya memicu respon berupa perasaan khawatir, gelisah, takut, maupun stress pada diri seseorang. Pada tahap inilah FOMO terjadi dan dialami oleh manusia.

Perasaan-perasaan tersebut mendorong dirinya untuk segera mengumpulkan informasi yang diperlukan agar merasa tidak tertinggal lagi dan ia bisa mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

Jadi Sebenarnya FOMO Bermanfaat Atau Tidak Sih?

Bisa dikatakan bahwa sebenarnya FOMO, awalnya bukan sesuatu hal yang buruk. Sebab pada dasarnya, FOMO adalah sinyal yang bermanfaat untuk kebertahanan hidup kita sebagai manusia.

Namun, pada konteks zaman sekarang ketika teknologi berkembang pesat, FOMO tidak selalu memberikan manfaat yang berarti (kadang berfaedah, kadang tidak berfaedah).

Photo by cottonbro on Pexels

Teknologi memudahkan transfer informasi yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Akses informasi menjadi tidak terbatas dan konsumsi informasi menjadi sesuatu yang mudah dilakukan.

Insting kita, secara tidak sadar memunculkan urgensi untuk mengetahui semua informasi yang ada agar tidak merasa tertinggal, rasa ingin knowing every particular object (KEPO) pun meningkat.

Ingat rumusnya, di masa yang lalu menjadi up to date akan membuatmu bisa bertahan hidup.

Masalahnya di zaman sekarang, tidak semua informasi bermanfaat. Akal pikiran kita mengira semua informasi tidak bermanfaat pun menjadi sesuatu yang perlu dimiliki agar kita bisa dapat bertahan hidup.

Alhasil, kegelisahan pun terus melanda sampai akhirnya kita tidak berdaya menghadapi situasi tersebut. Di titik inilah FOMO mulai menjadi sebuah permasalahan yang merugikan kita.

Yang Dapat Kamu Lakukan Saat Mengalami FOMO

Bijaksana saat menggunakan media sosial

Penggunaan media sosial > 1 jam/hari dapat menyebabkan dampak buruk bagi dirimu sebab tidak semua informasi yang tersajikan dalam media sosial itu penting untuk dimiliki. 

Jika kamu merasa kesulitan mengatasi penggunaan media sosial, gunakan aplikasi seperti, Offtime, Space, dan AppBlock.

Mulailah memilah informasi yang dirasa perlu diketahui

Tidak semua informasi yang kamu peroleh itu perlu untuk diketahui. Informasi random yang memiliki sedikit relevansi dengan kehidupanmu hanya akan membebani memori. 

Lebih baik kamu fokus pada informasi yang relevan dengan kehidupan sehari-harimu. Batasi kebiasaan googling hal-hal tidak perlu ya!

Membangun gaya hidup yang sehat

Bangun pagi, berolahraga, menikmati kegiatan di luar rumah, melakukan hobi baru, ikut kelas pengembangan diri, dan berfokus pada rutinitas keseharian akan membuatmu teralihkan dari pikiran-pikiran tidak terkendali untuk mencari tahu hal yang tidak perlu diketahui. 

Rasa lelah adalah cara terbaik untuk membuat dirimu mengabaikan FOMO.

Terapkan Mindfulness

FOMO akan membuat pikiranmu menjadi tidak fokus; perasaan khawatir dan gelisah membuat pikiranmu tidak dapat fokus pada momen saat ini. 

Jika hal ini terjadi, berhenti sejenak dari kesibukan, atur napas, dan coba merasakan betul momen saat ini untuk mengendalikan rasa khawatir dan gelisah karena FOMO yang sedang kamu miliki.

Mendapatkan bantuan profesional

Perasaan khawatir dan gelisah yang diakibatkan oleh FOMO dapat berlanjut menjadi sebuah gejala gangguan mental seperti depresi ataupun kecemasan. 

Saat FOMO terasa semakin memberatkan keseharianmu, kamu sangat disarankan untuk mencari bantuan yang tepat dari profesional kesehatan mental yang tersedia. 

Jangan ragu untuk menghubungi psikiater, psikolog, dan konselor mendapatkan layanan kesehatan mental yang kamu butuhkan.


Tulisan ini telah melalui proses editorial oleh tim psikolog Lumina Consulting dan telah layak untuk dipublikasikan kepada khalayak umum.

Penulis - Zahra Wibowo
Editor - Olaffiqih Wibowo, M.Psi., Psikolog

Zahra Wibowo

Zahra Wibowo

Zahra is an undergraduate Psychology student in Universitas Indonesia. She loves to share her ideas through writings, designs, and illustrations.
Jakarta