Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan Dengan Oppa

Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan Dengan Oppa
Photo from ibighit.com

Apakah kamu pernah merasa idol kamu itu relatable banget?

Apakah kamu merasa tidak hanya mengidolakan karya mereka saja, melainkan juga kepribadian, perilaku, dan segala aspek lain dari si idola tersebut?

Atau mungkin kamu menjadi merasa terhibur dan tidak kesepian setelah menonton video mereka di internet?

Bahkan setelah menonton sejumlah video dan mengikuti berita terkini tentang mereka, kamu merasa sangat mengenal mereka?

Rasanya 11/12 seperti rasa orang yang jatuh cinta ya, tapi apakah ini yang sebenarnya jatuh cinta? Atau cinta bertepuk sebelah tangan?

'Pelet'?!

Tenang. Kamu nggak sedang di-'pelet' kok dan dibilang cinta juga belum sampai di titik itu. Kamu dan idola kamu sedang memiliki hubungan yang dikenal dengan hubungan parasosial.

Apa itu Hubungan Parasosial?

Hubungan parasosial adalah hubungan yang bersifat satu sisi yang umumnya terbangun antara pengguna media (kamu dan orang-orang lain) dan persona media (idols, artis, aktor, tokoh kartun, dsb.).

Photo from unithree.co.id

Pada hubungan ini, kamu sebagai pengguna media merasa terhubung dengan para 'persona media', bahkan sampai muncul perasaan bahwa mereka sama dekatnya dengan seorang sahabat, anggota keluarga, atau orang lain yang kamu kenal secara langsung.

Am I a Weirdo by Being In This Kind of Relationship?

No, you are not.

Beberapa orang mungkin akan langsung menghakimi dan menilai bahwa hubungan ini aneh karena kamu mendedikasikan sebagian aspek hidupmu untuk mendukung idola kamu dan hubungan ini bersifat satu sisi.

Namun, dengan perkembangan teknologi dan media, this kind of relationship is bound to happen.

Photo from shutterstock | Anggota boyband BTS memberikan pidato di United Nations mengenai pentingnya mencintai diri sendiri

Lagipula, hubungan ini juga memiliki dampak positifnya untuk diri kamu loh.

Menjadi Inspirasi Positif

Kamu akan terdorong untuk mencontoh idola kamu dari beberapa aspek seperti cara pandang, perilaku, sikap, dan lainnya. 

Apabila mereka menunjukan hal-hal positif, kamu juga akan terdorong untuk menjadi individu yang serupa.

Tidak hanya itu, idola kamu juga dapat memotivasi diri untuk lebih bersemangat menjalani hari-hari.

Less Lonely & More Happy

Menonton vlog atau variety show idola juga dapat menghibur kamu di saat kamu sedang nge-down

Kamu jadi merasa lebih terhibur dan tidak kesepian.

Teman Baru Satu Fandom!

Dari mengidolakan mereka, kamu juga bisa menemukan teman-teman baru yang sama-sama mengidolakan mereka. 

Hubungan sosial antara kamu dan teman-teman barumu akan semakin kuat karena kalian berbagi ketertarikan dan keseruan menjadi fans yang serupa.

Sisi Toxic Hubungan Parasosial

Walaupun hubungan parasosial dapat berdampak positif untuk kamu, kamu juga perlu tahu bahwa hubungan ini bisa berdampak buruk dan bahkan toxic untuk kamu sebagai fans maupun idola kamu.

Photo from memegenerator.net

Obsesi dan Fanatisme

Masih ada kemungkinan fans menjadi terlalu fanatik dan obsesif terhadap idolanya. Mereka dapat merasa sangat posesif dan terlalu memandang tinggi idola mereka.

Tidak hanya itu, obsesi yang berlebihan juga dapat membuat fans menjadi tidak peduli dengan lingkungan sosial di sekitar mereka. 

Seakan-akan pusat dunia mereka hanyalah sang idola.

Hal ini dapat berpengaruh buruk tidak hanya untuk sang idola, tetapi juga kualitas hubungan individu dengan orang-orang di sekitarnya.

Contoh fanatisme dan obsesi: stalking idola (sasaeng fans, stalker) dan melanggar privasi mereka, cemburu saat orang lain menyukai idola mereka, marah saat mengetahui idola mereka berpacaran, menganggap idola adalah makhluk yang sempurna nan suci tanpa dosa, dsb.

Jika sudah begini, udah ngeri banget sih. Kan jadi kasihan sama si idolanya, mereka nggak bisa menjalani hidup dengan tenang deh.

Bad Influence

Seperti manusia pada umumnya, idols juga manusia dan wajar bagi mereka untuk memiliki sisi positif dan negatif. 

Namun, apabila mereka lebih sering menunjukan sisi negatif mereka, fans mereka dapat terpengaruh untuk menjadi individu yang berperilaku atau bersifat negatif juga.

Untuk menghindari sisi toxic dari hubungan parasosial ini, kamu perlu belajar menjadi fans yang lebih sehat. Bagaimana caranya?

  1. Bijaksanalah dalam memilih idola karena idola juga seorang manusia dengan sisi positif dan negatifnya. Contohlah perilaku yang positif dan hindari perilaku yang negatif.
  2. Respect your idols' privacy. Mereka juga seseorang dengan batasan privasi dan kehidupan pribadinya sendiri. Ingat! Kamu tidak berhak mengatur kehidupan percintaan atau personal lainnya dari idolamu. Sebagai fans, kamu hanya berhak akan urusan-urusan yang berkaitan dengan entertainment saja dan wajib menghargai mereka sebagai seorang manusia pada umumnya.
  3. Jangan lupa untuk tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitarmu. Idolamu bukanlah pusat semesta dan kamu masih memiliki orang lain di sekitarmu yang perlu kamu perhatikan dan jaga hubungannya. Dengan begitu, kamu juga akan terhindari dari perilaku obsesif berlebihan yang merugikan.

Akhir kata, tidak ada yang salah dari menyukai dan mengagumi idolamu, tetapi memang perlu ada batasan-batasan tertentu yang perlu kamu perhatikan agar hubungan parasosial fans-idola menjadi hubungan yang berdampak baik bagi semua pihak.

Photo from @svt_insomnia on Twitter

Semangat dalam mendukung idolamu dengan cara yang sehat! Hwaiting yeoreobun!!


Tulisan ini telah melalui proses editorial oleh tim psikolog Lumina Consulting dan telah layak untuk dipublikasikan kepada khalayak umum.

Penulis - Zahra Wibowo
Editor - Olaffiqih Wibowo, M.Psi., Psikolog

Zahra Wibowo

Zahra Wibowo

Zahra is an undergraduate Psychology student in Universitas Indonesia. She loves to share her ideas through writings, designs, and illustrations.
Jakarta