Waktu Indonesia Memasuki Bagian Overthinking

Waktu Indonesia Memasuki Bagian Overthinking
Illustration credits to jongha306 on Instagram

Pernahkah kamu di saat sudah ganti baju tidur, sikat gigi, cuci kaki dan skincare-an, bahkan sudah rebahan di kasur, tapi malah nggak bisa tidur.

Unconsciously, mendadak otak memikirkan berbagai worst scenarios yang mungkin terjadi saat presentasi di kampus besok, rencana pasca lulus kuliah, dan muncul pertanyaan maupun pikiran nyeleneh lainnya yang malah bikin makin susah untuk istirahat.

Padahal tadi siang nggak ada kepikiran tentang hal-hal itu. Rasanya random banget, sampai gagal paham sama jalan pikiran sendiri.

Did you know? Kamu telah masuk ‘Waktu Indonesia Memasuki Bagian Overthinking (WIMBO).

Kenapa Overthinking Mudah Terjadi di Malam Hari?

Malam hari pada umumnya waktu dimana kebanyakan orang tidur dan beristirahat. Stimulus seperti suara, cahaya, kegiatan berat, dan lainnya mulai berkurang.

Periode waktu ini menjadi kesempatan untuk otak kita memproses hal-hal yang belum sempat kita pikirkan dengan seksama pada siang hari. Otak juga akan memproses sejumlah hal yang telah kita alami seharian.

Sampai sini sudah paham kan arah pembahasannya akan ke mana?

Photo by cottonbro on Pexels

Perpaduan dua proses berpikir (fusion antara 'informasi yang tidak dipikirkan seksama' & 'informasi yang sudah kita lakukan seharian') membuat otak kita, secara unconsciously, aktif berlebihan.

Alhasil diri kita malah terjerumus ke badai overthinking yang tak berujung di kala senja menghampiri.

Kondisi di mana seharusnya tubuh mulai mempersiapkan diri untuk beristirahat, tetapi malah berakhir dengan kondisi si otak yang terstimulus untuk menghasilkan hormon kortisol (hormon yang membuat diri kita merasa stress serta tidak nyaman) dan berakhir pada momen kesulitan untuk tidur.

Mengatasi Overthinking Malam Hari

Jika ditanya bagaimana cara mengatasi overthinking biar bisa nyenyak dalam beristirahat, perhatikan sejumlah saran berikut:

Sadar dan terima kenyataan bahwa kamu sedang overthinking

Denial hanya akan membuat situasimu lebih berat untuk dihadapi. Mengakui adalah langkah awal untuk mengatasi overthinking. Dengan begitu, kamu menjadi sadar akan keberadaan pemikiran tersebut dan bagaimana hal itu mengganggumu.

Buatlah mantra

Buatlah suatu pernyataan untuk kamu ulangi terus menerus di kala overthinking menerjang. Pernyataan tersebut dapat membantumu untuk kembali tenang dan mindful.

Contohnya: “Aku sudah melakukan yang terbaik hari ini, itu yang terpenting.” Atau “Take it easy. One step at a time.

Sisihkan waktu untuk overthinking

Kamu nggak salah baca kok! Menyediakan waktu tertentu (mis. 20 menit pada pukul sekian) yang dikhususkan untuk mengeluarkan segala pikiran yang mengganggumu dan sekaligus merefleksikan harimu itu baik untuk wellbeing-mu (asal nggak keterusan aja sih).

Selama waktu tersebut, kamu disarankan untuk menuangkan pikiran-pikiran tersebut dalam bentuk tulisan (journaling), audio (rekaman curhat), video (vlog curhat), maupun gambar (doodling).

Berbicara dengan orang terkasih

Fenomena ‘sleep call’ (yang mungkin sering kamu lakukan), dalam konteks ini ternyata bermanfaat (selama tidak dilakukan secara berlebihan).

Menuangkan pikiran-pikiranmu dalam bentuk bercerita (sesi curhat) dengan orang-orang terdekatmu (teman, orang tua, saudara, pacar, dsb.) meningkatkan peluangmu terhindar dari overthinking tengah malam.

Fokuskan percakapan kalian dalam bentuk obrolan dari hati ke hati yang penuh ketulusan, keterbukaan, dan mindfulness.

Perlu diingat bahwa jika selama mengobrol kamu merasa tidak butuh diberikan saran dari lawan bicara dan hanya butuh didengar saja, jangan ragu untuk memberitahu mereka agar obrolan terasa nyaman untuk kedua pihak (just be assertive, guys!).

Terapkan Active Problem Solving

Overthinking yang terjadi setiap saat (apalagi di tengah malam), dapat mengganggu banyak aktivitas keseharianmu. Terutama jika kamu terus-menerus meratapi suatu masalah tanpa memikirkan solusi nyata yang dapat kamu lakukan.

Jika hal ini terjadi, kamu disarankan untuk mengalihkan fokusmu ke cara-cara realistis yang dapat kamu lakukan untuk menyelesaikan masalah. Cara-cara tersebut dapat kamu tulis dalam bentuk perencanaan atau to do list yang bisa kamu lihat pada esok hari.

Kapan Harus Ke Profesional?

Photo by SHVETS production on Pexels

Wait, emang perlu banget ya ketika mengalami overthinking kita sampai harus ke profesional kesehatan mental?

Overthinking memang bukan gangguan psikologi, tetapi overthinking bisa menjadi sebuah gejala terbentuknya gangguan psikologis.

Overthinking yang tak terkendali akan membuatmu mengalami kerentanan terhadap gangguan psikologis, seperti gangguan depresi, gangguan kecemasan, gangguan tidur, dan beberapa jenis gangguan lainnya.

Jika dibiarkan, overthinking ini akan menyiksamu hampir setiap waktu; membuat keseharianmu sangat tidak menyenangkan untuk dilalui.

Ada baiknya sebelum itu terjadi, segera hubungi profesional kesehatan mental (psikolog, psikiater atau konselor) terdekat dan jadwalkan konsultasi untuk mendapatkan insight terbaik yang dapat kamu lakukan saat menghadapi overthinking.

💡
Ingat, jika dalam 2 minggu berturut-turut kamu mengalami overthinking yang mengganggu banyak aktivitas keseharianmu, itu sudah menjadi pertanda jika kamu butuh bantuan profesional ya.

Tulisan ini telah melalui proses editorial oleh tim psikolog Lumina Consulting dan telah layak untuk dipublikasikan kepada khalayak umum.

Penulis - Zahra Wibowo
Editor - Olaffiqih Wibowo, M.Psi., Psikolog

Zahra Wibowo

Zahra Wibowo

Zahra is an undergraduate Psychology student in Universitas Indonesia. She loves to share her ideas through writings, designs, and illustrations.
Jakarta